Rabu, 30 November 2011

MEMBERDAYAKAN PEREMPUAN DENGAN PENDIDIKAN

Untitled 1

 LAPORAN TUGAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MEMBERDAYAKAN PEREMPUAN DENGAN PENDIDIKAN
(Studi Kasus Cleaning service di FIS)
Dosen Pengampu :
Asma lutfi
Ninuk
Disusun oleh :
1.      Anggun Kusumawardhani
2.      Abdan Nur Fiqin
3.      Ade Setiyananda
4.      Khoirunnisa
5.      Indah Maulida
6.      Zuhrian Hendri Kurniawan
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM PENDIDIKAN

A.    Judul
Memberdayakan Perempuan dengan Pendidikan
(studi kasus pekerja perempuan cleaning service di FIS)

B.     Latar belakang masalah
Dalam masa sekarang yaitu di era globalisasi, pendidikan dan pekerjaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Dimana setiap pekerjaan profesional harus memiliki keahlian atau keterampilan yang sesuai dengan bidang tersebut, walaupun di sisi lain banyak juga pekerjaan yang memerlukan keterampilan khusus seperti bakat, tekat dan usaha yang kuat.
Kebutuhan semakin meningkat tetapi para perempuan tidak dapat melakukan apa-apa. Hal tersebut semakin di perparah karena perempuan tersebut tidak memiliki keterampilan dan dari pendidikan yang rendah sehingga yang timbul adalah kemiskinan. Lapangan pekerjaan semakin terbatas dan sulit di dapatkan, sehingga agar dapat bertahan hidup mereka ikut berperan dalam perekonomian keluarga. Pekerjaan yang sering mereka dapatkan adalah hanya di sekitar sector domestic atau tidak jauh dari pekerjaan para perempuan pada umumnya, misalnya sebagai cleaning service.
Pengartian cleaning service adalah memberikan pelayanan kebersihan, kerapian, dan hygenisasi dari sebuah gedung atau bangunan baik indoor maupun outdoor sehingga tercipta suasana yang comfortable dalam menunjang aktifitas sehari-hari sebagai tujuan jangka pendeknya, dan sebagai tujuan jangka panjang adalah untuk mempertahankan life of time semua benda yang termasuk dalam lingkup kerja cleaning service tersebut (http://terminaljasa.wordpress.com/cleaning-service-2/).
Peran laki-laki yang semula sebagai tulang punggung keluarga mulai tergeserkan oleh para perempuan yang juga bekerja di sektor publik. Walaupun tidak menyadarinya, para perempuan tersebut sebenarnya sudah mulai menunjukkan eksistensinya dan menggeser pandangan masyarakat tentang perempuan yang hanya mampu berada dirumah atau lingkungan domestik saja.

Terdapat berbagai alasan yang menyebabkan akhirnya para perempuan terdorong untuk berkecimpung di dalam sektor publik (dunia kerja). Salah satu alasan tersebut adalah kemiskinan. Kondisi kemiskinan mendorong perempuan untuk ikut mengambil alih tanggungjawab ekonomi keluarga. Dengan berbagai cara perempuan ikut berperan aktif menaikkan pendapatan keluarganya. Usaha perempuan dalam bekerja itu dipengaruhi dengan tingkat pendidikan. Ketika perempuan memperoleh pendidikan tingkat tinggi (perguruan tinggi) maka kemungkinan mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikannya sangat terbuka lebar, sedangkan mereka yang memperoleh pendidikan rendah maka tingkat pekerjaannya juga rendah seperti halnya cleaning service di FIS yang background pendidikannya masih tergolong rendah.

Meskipun proposi perempuan hampir setengah dari jumlah pekerja profesional, jelas dalam profesi itu perempuan terdesak pada jajaran kecil bentuk profesi yang oleh sejumlah orang disebut “semi profesi” (Etzioni, 1969).Tenaga perempuan memang berharga tapi kurang dihargai. Pekerjaan perempuan di golongkan ke dalam apa yang oleh para ekonom disebut sebagai : pasar tenaga kerja sekunder, dengan upah yang rendah, ketidakstabilan pekerjaan yang tinggi, serta manfaat yang sedikit (Treiman dan Hartmann, 1981). Dalam hal ini, pekerjaan cleaning service dapat dijadikan contoh dari pernyataan tersebut. Dari informan  penelitian, yakni cleaning service  perempuan di FIS dapat diketahuai bahwa mereka memilih untuk bekerja sebagai cleaning service karena pekerjaan tersebut tidak memerlukan tenaga ekstra dan tidak memerlukan tingkat pendidikan yang tinggi ataupun keterampilan yang khusus. Berstatus sebagai seorang ibu rumah tangga yang notabennya harus mengurusi kebutuhan domestic rumah tangganya tidak membuat mereka melepaskan pekerjaan ini.
Berikut adalah daftar nama informan:
Data-data tentang subjek penelitian (cleaning service FIS)
Nama
Tempat Tugas
Usia
Pendidikan
Endang Widiyanti
C2 Lantai 3
34 tahun
SMK
Rondiyah
C1 Lantai 2
40 tahun
SMP
Sulastri K
C5 Lantai 3
40 tahun
SD
Sumber: Wawancara
Dengan gaji sekitar Rp.500.000,00 per bulan mereka mengaku betah bekerja sebagai cleaning service di FIS dengan jam kerja mulai pukul 07.00-16.00WIB. Dengan gaji tersebut mereka dapat membantu suami mereka dalam memenuhi kebutuhan keluarga mereka, dari kebutuhan sehari-hari samapai kepada pemberian pendidikan kepada anak yang memerlukan biaya yang tidak sedikit. Bekerja di lingkungan institusi pendidikan sekelas Unnes atau khususnya di FIS secara tidak langsung telah memberikan pemahaman akan arti pendidikan kepada para pekerja perempuan tersebut. Hal tersebut terlihat dari keinginan mereka dalam memberikan pendidikan pada anaknya. Salah satu informan, yakni bu Sulastri bahkan mampu menyekolahkan ketiga anaknya ke jenjang yang lumayan tinggi. Anak pertama yang juga perempuan disekolahkan di akademi keperawatan dan sempat bekerja di bagian Farmasi selama emapat tahun sebelum akhirnya menikah dan tidak bekerja lagi. Sedangkan anak nya yang kedua (laki-laki) disekolahkan di Polines jurusan mesin elektro untuk jenjang diploma tiga dan sekarang semester tiga, sedangkan anak yang terakhir masih duduk di bangku SMP. Beliau beranggapan bahwa nasib pendidikan anak-ankanya harus lebih baik daripada orangtuanya. Meski pemahaman mereka tentang arti pendidikan sudah mengalami peningkatan dengan upaya mereka untuk memberikan pendidikan anaknya ketingkat yang lebih baik dari mereka, namun usaha untuk memperbaiki atau mengembangkan diri mereka sendiri dibidang pendidikan terbilang belum mengalami perubahan. Dengan bekerja di institusi pendidikan sekelas Unnes atau tepatnya FIS, belum mendorong minat mereka untuk mengembangkan diri khususnya dibidang pendidikan. Hal tersebut seakan juga diperparah dengan belum ada kesadaran dari institusi pendidikan tempat mereka bekerja untuk meningkatkan kualitas SDM dari pekerjanya sekalipun hanya sebagai cleaning service. Hal itulah yang melatarbelakangi kami untuk tertarik mengangkat masalah ini menajadi bahan penelitian.

C.    Perumusan masalah
1.      Bagaimana peran pendidikan dalam pemberdayaan perempuan ?
2.      Bagaimana tanggapan cleaning service terhadap pendidikan ?
3.      Bagaimana upaya institusi FIS dalam memberdayakan cleaning service ?

D.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui peran pendidikan dalam pemberdayaan perempuan.
2.      Untuk mengetahui tanggapan cleaning service terhadap pendidikan.
3.      Untuk mengetahui upaya institusi FIS dalam memberdayakan cleaning service.

E.     Luaran yang diharapkan
Dari uraian yang telah disampaikan dapat dikatakan bahwa pendidikan berperan dalam proses pengaktualisasian diri seorang perempuan di sektor publik.  Hal tersebut berdasarkan data di lapangan yang menunjukkan rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh pekerja perempuan (cleaning service) di FIS juga berkitan dengan tingkat pekerjaan mereka. Atas dasar kenyataan dilapangan bahwa pemberdayaan terhadap pekerja perempuan masih rendah, maka kelompok kami mengusulkan 2 alternatif  kepada pihak FIS agar memberikan perhatian terhadap pekerja atau cleaning service perempuan di bidang pendidikan. Alternatif yang pertama yaitu  dapat berupa memberikan ketrampilan, berupa pelatihan menjahit, memasak,dll. Sedangkan alternative yang kedua yaitu melalui penyetaraan pendidikan, seperti kejar paket A (setara SD), paket B (setara SMP), dan paket C (setara SMA). Hal tersebut dilakukan agar kemampuan mereka tidak stagnan hanya sebagai seorang cleaning service dengan pendidikan yang rendah.

F.     Kegunaan
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan bagi masyarakat khususnya para pekerja perempuan yang ada di FIS agar mereka dapat memahami arti pemberdayaan bagi dirinya sendiri dan tergerak untuk ikut serta dalam kegiatan atau program pengembangan yang kami usulkan.untuk memberdayakkan perempuan dalam hal ini cleaning service yang bekerja di FIS.
Dengan diadakannya penelitian ini peneliti diharapkan agar lebih peka dan empati terhadap masalah – masalah sosial dan ikut serta dalam upaya memberikan solusi – solusi yang sesuai dengan yang diharapkan.






G.    Gambaran umum masyarakat (pemberdayaan perempuan)
Penelitian ini menjadikan cleaning service perempuan yang ada di FIS sebagai objek penelitian. Berikut adalah hasil penelitian yang kami lakukan :
·         Mereka adalah orang – orang yang berasal dari kampung sekitar kampus
·         Umumnya mereka berstatus sebagai ibu rumah tangga
·         Mereka berasal dari kalangan menengah kebawah
·         Pendidikan mereka bervariasi dari lulus SD, SMP, dan SMK
·         Alasan mereka bekerja sebagai cleaning service yaitu untuk membantu perekonomian keluarga
·         Mereka tidak memiliki pekerjaan sampingan selain menjadi cleaning service di FIS
·         Mereka diberikan pendidikan kerohanian setiap hari selasa dan jum’at oleh pihak FIS
·         Mereka mengikuti kegiatan atau organisasi seperti PKK di daerah asal mereka



H.    Metode pelaksanaan
Dalam penelitian ini kami menggunakaan dua metode yaitu observasi dan wawancara. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Metode pengumpulan data berupa observasi adalah teknik pengumpulan data yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (sugiono, 2008 : 145). Observasi dalam penelitian ini dilakukan di FIS.
Wawancara menurut Esterberg (2002) adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topic tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Dalam penelitian ini kami melakukan wawancara terhadap tiga cleaning service yang ada di FIS.
Wawancara dengan ibu Endang Widiyanti di gedung C2 lantai 3

Wawancara dengan ibu Rondiyah di gedung C1 lantai










Wawancara dengan ibu Sulastri di gedung C5 lantai 1






Tidak ada komentar:

Posting Komentar