Rabu, 30 November 2011

UPAYA MEWUJUDKAN NILAI-NILAI KEJUJURAN MELALUI KANTIN KEJUJURAN DI SMP Negeri 14 SEMARANG






UPAYA MEWUJUDKAN NILAI-NILAI KEJUJURAN MELALUI KANTIN KEJUJURAN DI SMP Negeri 14 SEMARANG





unnes







Disusun Oleh :
Zuhrian Hendri Kurniawan  (3401409040)
Guna memenuhi  tugas mata kuliah metode penelitian pendidikan
Dosen pengampu:
Muh  solehatul mustofa
Tri astute




JURUSAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010

I.JUDUL

      UPAYA MEWUJUDKAN NILAI-NILAI KEJUJURAN MELALUI KANTIN KEJUJURAN DI SMP Negeri 14 SEMARANG

II.LATAR BELAKANG

            Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah. Pada masa orde baru, pertanian di Indonesia pernah mencapai kejayaannya melalui usaha swasembada beras, bahkan beberapa pulau di Indonesia juga terkenal keindahannya sampai mancanegara, dengan kata lain sumber daya alam di Indonesia mempunyai potensi besar untuk mensejahterakan rakyatnya. Namun, itu semua masih belum cukup membawa Indonesia lepas menjadi negara maju, dan salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, atau lebih dikhususkan lagi adalah mental bangsa yang merugikan bangsa itu sendiri.
            Salah satu faktor penyebab mental bangsa yang merugikan dan masih menjadi masalah selama beberapa kali dalam masa pemerintahan di Indonesia adalah “korupsi”. Korupsi berasal dari kata latin corruptio . Dari bahasa latin itulah turun kebanyak bahasa Eropa seperti Belanda yaitu corruptie. Dari bahasa Belanda inilah kata tiu turun ke bahasa Indonesia yaitu korupsi. Korupsi di Indonesia harus diberantas, karena berdampak buruk pada masyarakat Indonesia, seperti masalah kemiskinan, pembangunan infrastruktur di masyarakat, kesehatan dan sebagainya. Oleh karena itu, korupsi harus diberantas.
            Menanggapi pemberantasan korupsi di Indonesia, salah satu upaya yang paling utama adalah tindakan pencegahan (preventif) melalui jalur pendidikan. Jalur pendidikan yang diupayakan oleh pemerintah saat ini adalaha jalur pendidikan formal yaitu sekolah. Jalur formal atau sekolah dipandang efektif untuk menyiapkan generasi muda berperilaku antikorupsi. Nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, tanggungjawab, kerja keras dan komitmen dapat disemaikan secara subur melalui kebudayaan sekolah
            Sekolah itu sendiri mewakili dari sekian banyak generasi muda yang ada di negara Indonesia. Sekolah juga dinilai sebagai lembaga yang tepat dalam memberikan penyadaran mengenai dampak korupsi terhadap negara. Peran pendidikan yang dimiliki oleh sekolah diharapkan mencetak bibit yang akan berbuah lebih baik dan mengerti, memahami serta menghindari segala bentuk korupsi.
Sekolah perlu menerapkan pendidikan nilai moral kepada siswanya Pendidikan nilai merupakan salah satu instrumen utama dalam mewujudkan kecerdasan moral siswa. Dengan kata lain, pendidikan harus memiliki peran signifikan dalam pengamalan nilai-nilai pendidikan moral bagi para siswa agar dapat membentuk perilaku atau karakter pribadi yang memiliki budi pekerti luhur serta sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat. Untuk memenuhi target tersebut, pihak sekolah diupayakan mampu menyeimbangkan antara pengajaran yang bersifat holistik dan pengajaran yang di dalamnya memuat nilai moral, seperti penanaman nilai antikorupsi.
            Mencermati permasalahan yang timbul dalam penanaman nilai moral kepada lembaga pendidikan di Indonesia, maka pemerintah melalui lembaga KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) bekerja sama dengan departemen pendidikan nasional, melakukan sebuah terobosan baru yaitu mempromosikan dibentuknya warung kejujuran di setiap sekolah sebagai wujud bentuk nyata dari pendidikan anti korupsi sejak dini di kalangan pelajar, dengan pemikiran yang logis bahwasanya penanaman nilai moral diawali dengan kebiasaan, dan terkhusus lagi yang dimaksud adalah kebiasaan untuk jujur.
            Menurut Franz Magnis Suseno, ada tiga sikap moral fundamental yang akan membikin orang menjadi kebal terhadap godaan korupsi: kejujuran, rasa keadilan, dan rasa tanggung jawab. Jujur berarti berani menyatakan keyakinan pribadi. Menunjukkan siapa dirinya. Kejujuran adalah modal dasar dalam kehidupan bersama. Ketidakjujuran jelas akan menghancurkan komunitas bersama. Siswa perlu belajar bahwa berlaku atau berbuat tidak jujur adalah sesuatu yang amat buruk.
            Kehadiran kantin kejujuran, yang ide awalnya berasal dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Hal itu ditandai dengan makin banyaknya sekolah yang mendirikan kantin kejujuran, dengan harapan utamanya adalah menumbuhkan kembali nilai-nilai kejujuran siswa yang nantinya dapat melahirkan generasi antikorupsi di masa mendatang.

III.RUMUSAN MASALAH

            Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pelaksanaan “kantin kejujuran” sebagai upaya mewujudkan nilai–nilai kejujuran pada
peserta didik di SMP Negeri 14 Semarang?

IV. TUJUAN PENELITIAN

            Dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan “kantin kejujuran” sebagai upaya mewujudkan nilai–nilai kejujuran pada
peserta didik di SMP Negeri 14 Semarang.

V. MANFAAT PENELITIAN

            Hasil dari penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis yaitu sebagai berikut :

            1. Manfaat Secara Teoritis
a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan tentang sosialisasi nilai-nilai kejujuran melalui kantin kejujuran di sekolah.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan acuan apabila akan diadakan penelitian lanjutan.

            2. Manfaat Secara Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah dalam program pembentukan kantin kejujuran di sekolah, dan sebagai sumbangan sumber bacaan untuk perpustakaan
.
b. Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan apabila penelitian yang sama diadakan pada waktu-waktu mendatang dan dapat memberikan sumbangan pengetahuan ataupun referensi bagi penelitian yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar